EPL - Tren Juara Bertahan

EPL
Ujar-ujar menyebut mempertahankan prestasi lebih sulit dibandingkan meraihnya. Di Premier League, itu terbukti benar. Pasalnya, hanya segelintir klub yang mampu kembali menyabet trofi setelah merengkuhnya pada musim sebelumnya. Sejak Liga Inggris berubah format menjadi Premier League pada 1992-93 silam, prestasi langka itu hanya bisa dicetak oleh Manchester United dan Chelsea. Belakangan, usaha mempertahankan gelar makin susuah diulang. Sejak Red Devils meraih juara secara beruntun pada 2006-07 hingga 2008-09, belum ada lagi klub yang mampu mencatat back to back di Premier League.
Fenomena serupa diprediksi bakal terulang pada musim ini. Sebab, sejumlah tim papan atas seperti Man United dan Chelsea sudah melakukan berbagai perbaikan demi merebut titel Premier League dari tangan Manchester City.
"Kami punya skuat dan para pemain yang bagus. Oleh karena itu, aku yakin Chelsea punya peluang besar memenangi trofi Premier League musim ini," ujar gelandang The Blues, Andre Schurrle.
Peluang The Blues dan klub elite lainnya untuk menghadang Man City meraih gelar juara secara back to back terbuka lebar. Maklum saja, kekuatan The Citizens saat ini tak mengalami peningkatan dibandingkan musim lalu. Andai tak ada perubahan signifikan dari segi taktik, permainan Yaya Toure dkk sudah pasti mudah terbaca oleh lawan. The Citizens pun sudah paham betapa beratnuya usaha untuk mempertahankan gelar Premier League. Pada 2012-23 mereka gagal juara secara back to back usai tergelincir pada pekan-pekan akhir. Trofi akhirnya melayang ke rival sekota, Man United.
"Semua lawan bermain dengan motivasi ekstra ketika bertemu juara bertahan. Ini makin menyulitkan kami," tutur Toure usai kegagalan dua musim lalu tersebut.
Spirit ekstra tim lawan saat menghadapi juara bertahan hanya salah satu fator pengganggu. Namun, sejatinya ancaman yang dihadapi oleh klub juara lebih dari itu. Tingkat kompetisi Premier League yang sangat tinggi justru pantas diwaspadai. Premier League menjanjikan uang berlimpah. Pada musim lalu, The Citizens sukses meraup pendapatan hingga 96 juta pounds berkat keberhasilan menjadi juara. Angka itu sudah lebih dari cukup untuk menyeimbangkan neraca keuangan sekaligus membayar seluruh kegiatan operasional klub.
Hadiah yang ditawarkan sebesar itu akhirnya membuat semua klub saling berlomba-lomba ingin menjadi yang terbaik. Ini membuat tingkat persaingan sangat kompetitif. Semua klub akan serius mempersiapkan diri untuk bisa bersaing memperebutkan gelar juara. Sulitnya mempertahankan gelar juara Premier League juga dipengaruhi oleh persoalan gengsi. Ketika ada tim yang menjadi juara, tim rival sudah pasti merasa malu dan berusaha tampil lebih baik lagi pada musim berikutnya. Ambil contoh pada Premier League 2012-13, kala itu, Red Devils tampil habis-habisan hanya agar tak lagi dibuat malu oleh rival sekota, Man City.
Perlakuan serupa diyakini juga terjadi pada musim ini. Man United tentuk tak mau disebut di bawah The Citizens. Ancaman untuk Man City juga datang dari Arsenal, Chelsea, dan Liverpool. Apa pun bakal dilakukan oleh ketiga tim tersebut agar status sebagai anggota The Big Four tak lantas direbut oleh Samir Nasri cs.
"Jika gagal memenangi Premier League dalam satu musim, Anda harus mendapatkannya pada musim berikutnya. Itulah spirit yang melekat di Man United. Seluruh pemain sudah siap untuk menjalankan misi khusus itu," ujar gelandang Red Devils, Juan Mata.
Mempertahankan prestasi lebih sulit dibandingkan meraihnya. The Citizens patut mengingat ujar-ujar itu. Keberhasilan pada musim lalu harus segera dilupakan. Andai terlena dan tampil inkonsisten, trofi Premier League yang digenggamnya bisa dicuri oleh Chelsea, Arsenal, Man United, atau Liverpool.

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © PENGETAHUAN ISENG - ARTIKEL COPY PASTE. Designed by OddThemes & Distributed by Blogger Templates